PENAJAM – Berdasarkan data terbaru yang dihimpun Yayasan Borneo Benuo Taka PPU, sebanyak 5.565 jiwa atau sekitar 3 persen dari total 185 ribu jiwa penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada 2021, terdata tidak memiliki rumah pada November 2022. Sebagian besar dari mereka terpaksa menumpang tinggal di rumah keluarga.
Masalah ini semakin mencuat, terutama di Kecamatan Sepaku, yang termasuk dalam kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Di kecamatan ini, tercatat sebanyak 1.503 kepala keluarga (KK) tidak memiliki tempat tinggal. Rudiansyah, Ketua Yayasan Borneo Benuo Taka PPU, yang juga Sekretaris Umum Perhimpunan Keluarga Besar Suku Kalimantan (PKBSK) Kaltim, mengungkapkan bahwa pada 2025, jumlah KK yang tidak memiliki rumah di kawasan IKN diperkirakan masih akan bertambah.
“Jumlah KK yang tidak memiliki rumah di kawasan IKN berpotensi meningkat. Meski ada kemungkinan berkurang, namun tidak signifikan,” ujar Rudiansyah
Untuk memastikan validitas data, yayasan melakukan pendataan secara menyeluruh. Tim sosialisasi terlebih dahulu turun ke masyarakat, kemudian disusul dengan tim pendataan yang mengumpulkan formulir keterangan bermaterai dari warga yang tidak memiliki rumah. Proses ini diawasi oleh ketua RT dan kepala desa atau lurah setempat.
Rudiansyah menegaskan bahwa kegiatan survei ini tidak memiliki afiliasi dengan pihak manapun dan sepenuhnya bersifat sosial. “Kami berharap data ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam menangani masalah ini,” tambahnya.
Data yang terkumpul menunjukkan bahwa di Kecamatan Sepaku, 15 desa dan kelurahan memiliki angka KK tanpa rumah yang cukup tinggi. Beberapa yang tercatat di antaranya adalah Kelurahan Maridan (247 KK), Desa Pemaluan (37 KK), dan Desa Telemow (221 KK). Secara keseluruhan, di Sepaku terdapat 1.503 KK yang belum memiliki tempat tinggal.
Sementara itu, Kecamatan Penajam menempati urutan pertama dengan 2.578 KK yang tidak memiliki rumah. Beberapa desa dan kelurahan yang terdampak cukup signifikan adalah Kelurahan Penajam (766 KK), Kelurahan Gunung Seteleng (140 KK), dan Kelurahan Bumi Harapan (84 KK).
Di kecamatan lain, Babulu, jumlah KK yang tidak memiliki rumah tercatat 1.032 KK. Desa yang memiliki angka tinggi di antaranya adalah Desa Labangka (150 KK), Desa Babulu Darat (125 KK), dan Desa Gunung Mulia (106 KK). Kecamatan Waru mencatatkan jumlah KK tanpa rumah sebanyak 284 KK, dengan mayoritas tersebar di Kelurahan Waru, Desa Sesulu, dan Desa Apiapi.
Jika dirinci berdasarkan kecamatan, urutan jumlah warga yang tidak memiliki rumah adalah sebagai berikut: Kecamatan Penajam (2.578 KK), Kecamatan Sepaku (1.503 KK), Kecamatan Babulu (1.032 KK), dan Kecamatan Waru (284 KK).
Rudiansyah berharap agar data ini dapat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten PPU dan Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara untuk merencanakan solusi yang lebih tepat dalam mengatasi masalah perumahan, terutama bagi warga yang tinggal di kawasan penyangga IKN.
“Kami tidak ingin di tengah pesatnya pembangunan IKN, masih banyak warga yang tidak memiliki rumah yang layak untuk tinggal,” pungkasnya.