Bupati PPU Hadiri Puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia di Ibukota Nusantara

Penajam – Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Hamdam, yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten PPU, Satriyani Sirajuddin Hamdam, hadiri acara puncak peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS) Tahun 2023 yang dilaksanakan di Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Kecamatan Sepaku Kabupaten PPU.

Di peringatan Hari Malaria Sedunia Tahun 2023 ini Bupati Hamdam turun memberikan komitmen bersama seluruh perwakilan provinsi serta kabupaten/kota dalam komitmen menuju bebas malaria di tahun 2030.

Bupati Hamdam saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengucapkan selamat datang di Benua Etam kepada Menteri Kesehatan RI ataupun yang mewakili beserta para gubernur dan bupati/walikota, di Titik Nol IKN, Sepaku guna merayakan puncak peringatan Hari Malaria Sedunia tahun 2023.

“Puncak Hari Malaria Sedunia yang kita peringati hari ini, merupakan kesempatan untuk menguatkan komitmen dan upaya bersama dalam mengatasi salah satu tantangan kesehatan yang serius di negara kita, yaitu penyakit malaria,” ucapnya.

Seperti yang diketahui bersama malaria merupakan penyakit menular yang telah merenggut banyak nyawa dan mempengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Sehingga dalam puncak peringatan hari ini menjadi sinergi bersama kita semua untuk semakin berkomitmen dalam mewujudkan eliminasi malaria yang masih sering dijumpai diberbagai daerah.

“Hari ini saya merasa bangga menyaksikan momen sangat bersejarah, penyerahan Sertifikat Eliminasi Malaria oleh Menteri Kesehatan RI, sebagai pengakuan atas upaya dan kerja keras yang telah dilakukan masyarakat Kaltim dalam memerangi malaria,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan dalam upaya eliminasi malaria ini, untuk Kaltim bersama kabupaten/kota yang ada juga berkomitmen menuju Provinsi Kalimantan Timur bebas malaria tahun 2026.

“Hari ini saya merasa senang dapat menyaksikan momen yang sangat bersejarah ini, yaitu penyerahan sertifikat eliminasi malaria oleh Menkes sebagai wujud komitmen nyata dalam kerja-kerja eliminasi malaria,” katanya.

Lebih jauh Ia menyampaikan ini adalah prestasi luar biasa yang tidak hanya patut disyukuri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk meniru langkah-langkah keberhasilan sejumlah daerah lain yang telah sukses melakukan eliminasi malaria di wilayahnya dalam mendukung terwujud program eliminasi malaria di Indonesia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu menegaskan sesuai komitmen global pada SDGs (Sustainable Development Goals/ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) bahwa semua negara harus bebas malaria atau target eleminasi malaria pada tahun 2030.

“Nah kita di Indonesia bagaimana? Saya bilang jangan menunggu 2030, dan kami apresiasi betul Kalimantan Timur komitmen eleminasi tahun 2026. Ini semangat yang luar biasa dan sangat rasional, sebab tinggal empat kabupaten,” ungkap Maxi.

Karena itu tambahnya dipilihanya IKN sebagai pusat peringatan Hari Malaria Sedunia diakuinya, tidak lain untuk menumbuhkan dan membangkitkan semangat baru menuju Indonesia Sehat dan Bebas Malaria.
Seperti yang kita ketahui saat ini untuk wilayah timur Indonesia memiliki tingkat kejadian berat, sebab 80 persen kasus malaria disumbangkan dari provinsi-provinsi di wilayah timur. Secara keseluruhan wilayah di Indonesia, sudah ada lima provinsi yang kabupaten dan kotanya bebas Malaria, seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Jawa Timur dan Jawa Barat.
”Sehingga harapan kita dengan komitmen bersama yang kuat ini dan didukung oleh upaya-upaya aksi pencegahan, eliminasi malaria ini kiranya dapat terwujud di seluruh wilayah yang ada bahkan bila perlu tidak harus menunggu 2030,” tutupnya.

Pada kegiatan HMS 2023 yang bertema “Dengan Investasi, Inovasi dan Implementasi, Kita Capai Indonesia Bebas Malaria” juga dilaksanakan penyerahan sertifikat eliminasi malaria kepada lima gubernur dan 30 bupati/walikota, yang daerahnya telah memenuhi persyaratan eliminasi malaria oleh Menteri Kesehatan, diwakili Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes. (Adv/DiskominfoPPU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *